Halaman

Selasa, 10 April 2012

Waralaba (franchise)


WARALABA (Franchise)
 (Tugas Softskill)












 








gunadarma.png





 DI SUSUN OLEH :
NURJAMALINA MAEMUN
15110175
2KA03




PENDAHULUAN
Di jaman yang penuh dengan tuntutan ekonomi ini, ditandai dengan kebutuhan hidup yang terus bertambah, gaya hidup yang semakin modern juga disertai dengan harga bahan pokok yang kian melambung, bahan bakar minyak yang tinggi dan lain sebagainya . Mengharuskan masyarakat Indonesia untuk berpikir keras memutar otak mereka untuk memenuhi semua kebutuhan dari tuntutan ekonomi tersebut dan demi kelangsungan hidup mereka sehari-hari .
            Dan dikarenakan sebuah keharusan untuk melangsungkan hidup demi ekonomi pribadi ataupun juga untuk memenuhi kebutuhan anggota, seperti anggota keluarga . Maka, mereka pun harus benar-benar memikirkan apa yang harus mereka lakukan demi kebutuhan ekonomi mereka sehari-hari.
            Memikirkan pun tak cukup untuk memenuhi tuntuan ekonomi hidup sehari-hari yang kian lama kian parah, kian tinggi dan sangat menuntut agar kita bekerja keras , tidak hanya kerja keras saja melainkan juga harus kerja cerdas . Nah, sekarang bagaimana caranya harus memutar otak, berpikir keras demi kelangsungan hidup sehari-hari juga agar tuntutan ekonomi terpenuhi .
            Ditengah-tengah status ekonomi yang tidak menentu ini, banyak diantara mereka yang harus bekerja tapi sampai detik ini belum mendapat pekerjaan atau yang biasa disebut dengan pengangguran, selain pengangguran masih banyak masalah-masalah lainnya seperti banyak juga diantara mereka yang dipecat mendadak karena perusahaan itu bangkrut dan tidak sanggup membayar mereka lagi, dan masih banyak lagi contoh-contoh masalah lainnya .
            Nah , sekarang kalau begitu masalahnya bagaimana mereka dapat melangsungkan kehidupan mereka sehari-hari dan tuntutan ekonomi masa kini ? punya uang dari mana ? apakah bisa ? jawabannya, ya tentu saja bisa asalkan itu tadi harus berpikir untuk memutar otak, jangan stack ditempat atau hanya berdiam diri . Harus bisa kreatif, bekerja keras dan yang paling penting itu adalah kerja cerdasnya . Kerja cerdas untuk mencari rejeki yang halal lagi baik tentunya .
            Jikalau belum mendapat pekerjaan tidak harus melamar pekerjaan sampai mati-matian kok karena sekarang siapapun dapat membuat usaha kecil menengah atau yang telah lama dikenal dengan nama (UKM) . Justru dari UKM inilah banyak melahirkan pengusaha-pengusaha besar dan terkenal, juga  banyak merekrut pekerja karena dari sini banyak pengusaha UKM yang merekrut mereka yang tidak mampu untuk bekerja.
            Contoh untuk usaha UKM itu sendiri apa sih ? Pasti banyak pertanyaan itu yang muncul di otak kita. Nah, contoh dari UKM itu sendiri tidak perlu yang membutuhkan modal besar kok, namanya juga UKM, ya berarti modalnya juga dari yang kecil sampe menengah saja. Kalau tidak ingin ribet buka dari awal ? karena takut gagal dan lain sebagainya, bisa ikutan bisnis franchise. Ini lebih mudah, praktis, dan enggak ribet .
MASALAH
Bagaimana agar nusa dan bangsa dapat menjadi lebih kuat dalam bidang ekonominya, sehingga pengangguran pun berkurang masalah perekonomian pun berkurang, dan masyarakat Indonesia itu sendiri pun bisa lebih maju perekonomiannya, lebih sejahtera kehidupannya sehingga kian lama kemiskinan pun kian berkurang ?
            Masalahnya disini adalah, kurangnya pengetahuan tentang mindset wirausaha , karena mindset masyarakat Indonesia adalah melamar pekerjaan agar dapat bekerja, dari dulu hingga sekarang adalah seperti itu. Nah, sekarang masalahnya adalah bagaimana kita harus mengubah mindset masyarakat Indonesia terlebih dahulu agar mereka tidak takut dalam membuka usaha, karena membuka usaha itu sendiri modalnya tidak harus besar seperti yang sudah dijelaskan di bab pendahuluan sebelumnya dan mereka pun dapat membuka usaha kecil menengah seperti franchise.

LANDASAN TEORI
            Sebagian besar masyarakat Indonesia masih primitive, kurangnya pengetahuan karena tidak dapat melanjutkan sekolah hingga ke jenjang yang lebih tinggi atau karena memang tidak mau belajar. Dan rata-rata sebagian besar penduduk Indonesia mental dan mindset wirausaha mereka itu belum terbentuk. Mindset (pola pikir) mereka yang belum atau malah tidak mengetahui sama sekali bahwa tuntutan ekonomi bukan hanya masalah tidak dapat bekerja atau tidak mendapat pekerjaaan dimana mereka melamar pekerjaan tersebut.
            Sebab lain adalah, karena mental dan mindset wirausaha mereka yang belum terbentuk, selama ini mental dan mindset rata-rata sebagian besar masyarakat Indonesia adalah bahwa mendapatkan uang untuk masalah perekonomian dan tuntutan hidup hanya sebatas mendapatkan pekerjaan dan bekerja pada orang lain. Tapi, nyatanya mereka tidak selamanya harus bekerja pada orang lain atau mencari pekerjaan  karena mereka juga bisa membuka lapangan pekerjaan untuk diri sendiri dan juga untuk banyak orang, terutama untuk mereka yang kurang mampu yang hanya bisa bersekolah hanya sampai tingkat smp atau smk saja.
Ini adalah masalah mindset terlebih dahulu.Mindset adalah pola pikir, pola pikir yang harusnya kian lama kian berkembang dan kian kreatif yang harus dibawa agar semakin lama semakin cerdas dan kreatif agar bisa menyeimbangkan dengan masalah-masalah yang ada , terutama masalah tuntutan kelangsungan hidup seperti perekonomian. Jika mental dan  mindset (pola pikir) masyarakat Indonesia tidak diubah itu akan menyebabkan masyarakat Indonesia tidak maju dan akan jauh dari kesuksesan .
            Mental dan mindset (pola pikir) itu sendiri dapat dibentuk dalam diri masing-masing masyarakat Indonesia. Entah mental dan mindset itu sendiri dapat terbentuk karena mereka belajar sendiri, mengamati sambil belajar, maupun karena mindset-mindset (pola pikir) yang mereka dapat dari orang lain. Seperti, dari seminar-seminar, motivasi, workshop, pelatihan dan masih banyak lagi hal-hal yang dapat membentuk mental dan melatih mindset (pola pikir) agar lebih maju. Contoh mudah dalam membuka mindset (pola pikir) agar dapat lebih memahami pengetahuan dan berwawasan luas, selain yang disebutkan tadi adalah dengan membaca buku. Dengan banyak membaca buku-buku pengetahuan ataupun tentang kewirausahaan selain menambah wawasan juga dapat membentuk mental dan mindset (pola pikir) tentang berwirausaha agar tidak takut gagal dan lain-lain. Tapi, jangan hanya membaca buku, mengikuti seminar, mendengar atau membaca motivasi, ikut pelatihan dan lain sebagainya. Namun, harus ada bukti dan tidakan nyata dalam menjalankannya dan dalam membangun mental dan mindset (pola pikir) itu sendiri.
            Perlu ditanamkan juga dalam mindset (pola pikir) masyarakat Indonesia bahwa membuka lapangan pekerjaan untuk diri sendiri ataupun untuk banyak orang tidaklah serumit yang dibayangkan. Pelan-pelan saja sambil dijalankan, pelan-pelan tapi pasti. Seiring  dengan berjalannya waktu dan tekun dalam menggeluti usaha yang dijalankan, kian lama sistem nya akan semakin terbentuk dengan sendirinya seiring dengan sejauh mana langkah yang telah diusahakan dan mau menuju kemana usaha tersebut, tentunya harus memiliki visi dan misi yang jelas . Karena tanpa visi dan misi akan bingung mau melangkahkan usaha tersebut kearah mana.
Dan untuk membuka usaha itu sendiri, tidak harus mengeluarkan modal dalam jumlah ratusan juta kok. Coba buka usaha kecil menengah (UKM) atau bisa menjadi reseller dari si pemilik usaha kecil menengah (UKM) tersebut. Reseller adalah orang yang menjual lagi barang-barang dari si distributor atau produsen , dan apabila  tidak ingin ribet mengurus sistem bisnis, karena takut pusing tidak karuan, takut gagal, takut tidak balik modal dan lain sebagainya, dapat juga membuka usaha sendiri atau bisnis kecil-kecilan yang resikonya sedikit lebih kecil dari pada harus membuka usaha sendiri namun tetap menguntungkan, yaitu bisa dilakukan dengan join dibisnis orang lain seperti franchise yang sudah disebutkan pada bab pendahuluan diatas.

PEMBAHASAN
            Di bab pembahasan ini akan dibahas mengenai apa itu franchise (waralaba) , jenis dan bentuk franchise , kelebihan dan kekurangan franchise dan lain-lain.
Definisi Franchise (waralaba)

Menurut Blake & Associates (Blake, 1996), kata franchise berasal dari bahasa Perancis kuno yang berarti bebas. Pada abad pertengahan franchise diartikan sebagai hak utama atau kebebasan (Sewu,2004,p.15).

Menurut Queen (1 993:4-5) franchise adalah kegiatan pemberian lisensi dari pemegang usaha (franchisor) kepada pembeli merek usaha (franchisee) untuk berusaha dibawah nama dagang franchisor berdasarkan kontrak dan pembayaran royalti.
European Code of Ethics for Franchising memberikan definisi franchise sebagai berikut (European Code of Ethics for Franchising, 1992, p. 3): “Franchise adalah sistem pemasaran barang dan atau jasa dan atau teknologi, yang didasarkan pada kerjasama tertutup dan terus menerus antara pelaku-pelaku independent (maksudnya franchisor dan individual franchisee) dan terpisah baik secara legal (hukum) dan keuangan, dimana franchisor memberikan hak pada individual franchisee, dan membebankan kewajiban untuk melaksanakan bisnisnya sesuai dengan konsep dari franchisor” (Sewu,2004,p.5-6). Menurut Winarto (1995, p. 19) Waralaba atau franchise adalah hubungan kemitraan yang usahanya kuat dan sukses dengan usahawan yang relatif baru atau lemah dalam usaha tersebut dengan tujuan saling menguntungkan khususnya dalam bidang usaha penyediaan produk dan jasa langsung kepada konsumen
Jenis/Bentuk Franchise

Menurut Mohammad Su’ud ( 1994:4445) bahwa dalam praktek franchise terdiri dari empat bentuk:

1.Product Franchise
Suatu bentuk franchise dimana penerima franchise hanya bertindak mendistribusikan produk dari partnernya dengan pembatasan areal.

2. Processing or Manufacturing Frinchise
Jenis franchise ini memberikan hak pada suatu badan usaha untuk membuat suatu produk dan menjualnya pada masyarakat, dengan menggunakan merek dagang dan merek franchisor. Jenis franchise ini seringkali ditemukan dalam industri makanan dan minuman.
Suatu bentuk franchise dimana PT Ramako Gerbangmas membeli dari master franchise yang mengeloia Mc Donald‘s di Indonesia yang hanya memberi know how pada PT Ramako Gerbangmas tersebut untuk menjalankan waralaba Mc Donald’s.

3. Bussiness Format atau System Franchise
Franchisor memiliki cara yang unik dalam menyajikan produk dalam satu paket, seperti yang dilakukan oleh Mc Donald’s dengan membuat variasi produknya dalam bentuk paket.


4. Group Trading Franchise
Bentuk franchise yang menunjuk pada pemberian hak mengelola toko-toko grosir maupun pengecer yang dilakukan toko serba ada.
Menurut International Franchise Association (IFA) berkedudukan di Washington DC, merupakan organisasi Franchise International yang beranggotakan negara-negara di dunia, ada empat jenis franchise yang mendasar yang biasa digunakan di Amerika Serikat, yaitu:

1.                          Product Franchise
Produsen menggunakan produk franchise untuk mengatur bagaimana cara pedagang eceran menjual produk yang dihasilkan oleh produsen. Produsen memberikan hak kepada pemilik toko untuk mendistribusikan barang-barang milik pabrik dan mengijinkan pemilik toko untuk menggunakan nama dan merek dagang pabrik. Pemilik toko harus membayar biaya atau membeli persediaan minimum sebagai timbal balik dari hak-hak ini. Contohnya, toko ban yang menjual produk dari franchisor, menggunakan nama dagang, serta metode pemasaran yang ditetapkan oleh franchisor.

2.                          Manufacturing Franchises

Jenis franchise ini memberikan hak pada suatu badan usaha untuk membuat suatu produk dan menjualnya pada masyarakat, dengan menggunakan merek dagang dan merek franchisor. Jenis franchise ini seringkali ditemukan dalam industri makanan dan minuman.

3.                          Business Oportunity Ventures
Bentuk ini secara khusus mengharuskan pemilik bisnis untuk membeli dan mendistribusikan produk-produk dari suatu perusahaan tertentu. Perusahaan harus menyediakan pelanggan atau rekening bagi pemilik bisnis, dan sebagai timbal baliknya pemilik bisnis harus membayarkan suatu biaya atau prestasi sebagai kompensasinya. Contohnya,pengusahaan mesin-mesin penjualan otomatis ataudistributorship.

4.                          Business Format Franchising

Ini merupakan bentuk franchising yang paling populer di dalam praktek. Melalui pendekatan ini, perusahaan menyediakan suatu metode yang telah terbukti untuk mengoperasikan bisnis bagi pemilik bisnis dengan menggunakan nama dan merek dagang dari perusahaan. Umumnya perusahaan menyediakan sejumlah bantuan tertentu bagi pemilik bisnis membayar sejumlah biaya atau royalti. Kadang-kadang, perusahaan juga mengaharuskan pemilik bisnis untuk membeli persediaan dari perusahaan.


Keunggulan dan Kelemahan Sistem Franchise

Franchising juga merupakan strategi perluasan dari suatu usaha yang telah berhasil dan ingin bermitra dengan pihak ketiga yang serasi, yang ingin berusaha, dan memiliki usaha sendiri. Sistem franchise ini mempunyai keunggulan-keunggulan dan juga kerugian-kerugian. Keunggulannya adalah: “As practiced in retailing, franchising offers franchisees the advantage of starting up a new business quickly based on a proven trademark and formula of doing business, as opposed to having to build a new business and brand from scratch.” “Seperti dalam praktek retailing, franchising menawarkan keuntungan untuk memulai suatu bisnis baru dengan cepat berdasar pada suatu merek dagang yang telah terbukti bisnisnya, tidak sama seperti dengan membangun suatu merek dan bisnis baru dari awal mula.”
Selain itu menurut Rachmadi keunggulan lainnya dari sistem franchise bagi franchisee, antara lain:

1. Pihak franchisor memiliki akses pada permodalan dan berbagi biaya dengan franchisee dengan resiko yang relatif lebih rendah.
2. Pihak franchisee mendapat kesempatan untuk memasuki sebuah bisnis dengan cara cepat dan biaya lebih rendah dengan produk atau jasa yang telah teruji dan terbukti kredibilitas mereknya.
3. Lebih dari itu, franchisee secara berkala menerima bantuan manajerial dalam hal pemilihan lokasi bisnis, desain fasilitas, prosedur operasi, pembelian, dan pemasaran. (Rachmadi, 2007, p. 7-8)

Sedangkan kerugian sistem franchise bagi franchisee adalah:

1. Sistem franchise tidak memberikan kebebasan penuh kepada franchisee karena franchisee terikat perjanjian dan harus mengikuti sistem dan metode yang telah dibuat oleh franchisor.
2. Sistem franchise bukan jaminan akan keberhasilan, menggunakan merek terkenal belum tentu akan sukses bila tidak diimbangi dengan kecermatan dan kehati-hatian franchisee dalam memilih usaha dan mempunyai komitmen dan harus bekerja keras serta tekun.
3. Franchisee harus bisa bekerja sama dan berkomunikasi dengan baik dalam hubungannya dengan franchisor. (Sukandar, 2004, p. 67)
4. Tidak semua janji franchisor diterima oleh franchisee.
5. Masih adanya ketidakamanan dalam suatu franchise, karena franchisor dapat memutuskan atau tidak memperbaharui perjanjian. (Rachmadi, 2007,p. 9)
KESIMPULAN
            Jadi kesimpulannya , bisnis franchise adalah bisnis yang praktis, simple untuk mereka yang tidak ingin ribet dalam mengurus sistem bisnis . Dan dengan bisnis franchise mereka pun tidak perlu mengeluarkan modal yang banyak untuk memulai bisnis.
SARAN
            Mulailah bisnis atau berwirausaha tanpa rasa takut akan resikonya dan tanpa takut gagal. Semua yang kita pilih tentunya ounya kadar resiko masing-masing. Yang terpenting adalah bagaimana cara kita bisa meminimalisir resiko tersebut dan mengubahnya menjadi keuntungan .
DAFTAR PUSTAKA
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/09/perusahaan-waralaba-franchise-definisi.html (pada bab pembahasan)